Radiasi Handphone terhadap Otak

Sabtu, 05 Maret 2016

Waspadalah sebelum ini terjadi. 
Radiasi ponsel telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fungsi otak atau susunan saraf pusat. Gangguan ke otak tersebut meliputi mulai dari tumor hingga insomnia. Meskipun temuan studi masih bertentangan, bukti mulai menunjukkan adanya peningkatan risiko tumor otak di kalangan pengguna ponsel.

Para peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan, radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari telepon gengam dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak. Orangtua seharusnya tidak memberikan telepon genggam pada anak-anak yang berusia 8 tahun atau di bawahnya sebagai tindakan pencegahan gangguan radiasi dari alat-alat tersebut. “Ketika menggunakan telepon genggam, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari antena telepon itu diserap oleh kepala. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan, potensi dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan oleh telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada anak-anak,” ungkap Prof Henry Lai dari University of Washington, AS, seperti dikutip web MD Health.

Efek radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30 sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam sejak remaja akan mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat dampaknya. Seseorang tidak tahu apakah anak-anak lebih mudah terkena radiasi, sebaiknya menggunakan headset guna menjauhkan antena dari kepala.

Para ahli dari Karolinska Institute di Swedia dan Wayne State University di Amerika Serikat yang melakukan riset tentang radiasi ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers Forum. Para ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia18 hingga 45 sebagai partisipan dalam penelitian. Selama riset, beberapa partisipan dikondisikan untuk mendapatkan efek radiasi yang setara dengan jumlah yang diterima ketika seseorang menggunakan ponsel. Beberapa partisipan lain juga harus menjalani kondisi serupa, namun tanpa diberi efek radiasi. Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa partisipan yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak (deep sleep). 

Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja pada tahap tidur paling dalam. “Riset mengindikasikan bahwa dengan pemberian efek radiasi di laboratorium menggunakan sinyal wireless 884 MHz penting artinya komponen tidur untuk dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat pemakaian sehari-hari,” ungkap peneliti dalam kesimpulannya. Salah satu peneliti, Profesor Bengt Arnetz, mengatakan “Riset ini mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan ponsel berhubungan dengan perubahan khusus pada bagian otak yang berfungsi mengaktifkan dan mengkoordinasikan sitem stres. Teori lainnya yang muncul adalah adalah radiasi dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur ritme tubuh secara internal. 

Dari riset ini pun terungkap bahwa setengah dari total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif. Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel. “Bukti-bukti sekarang semakin menguatkan bahwa kita seharusnya menangani masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini menganjurkan jika Anda memang harus menelepon di malam hari, akan lebih baik menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel Anda di meja dekat tempat tidur,” ungkap Alasdair Philips direktur Powerwatch, yang meneliti dampak bidang elektromagnet terhadap kesehatan.

Mike Dolan, direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru menilai hasil riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian lainnya. ”Ini hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah yang sangat besar. Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang peneliti cenderung menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang timbul dari secangkir kopi,” ungkapnya.

Sebuah riset selama enam tahun yang dilakukan UK Mobile Telecommunications dan Health Research Programme (MTHRP) di Inggris menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel tidak menimbulkan risiko jangka pendek pada otak. Namun begitu, para peneliti mengatakan mereka tidak mengesampingkan adanya kemungkinan risiko jangka panjang yang dapat menimbulkan kanker

PERINGATAN BAGI YANG BELUM TAU 
Karena fungsi tubuh dan orag tubuh bayi dan anak belum sempurna sebaiknya jangan meaktifkan ponsel dekat bayi atau anak. Dampak kesehatan radiasi pionsel terhadap bayi dan anak lebijh besar dibandingkan pada orang dewasa.

Jika memungkinkan sebaiknya menggunakan peralatan tambahan seperti misalnya headset ketika berbicara di telepon. Karena walaupun dengan menggunakan headset tidak 100 persen menghilangkan radiasi, tapi setidaknya mengurangi radiasi itu sendiri! Atau jika memungkinkan sebaiknya menggunakan fasilitas loudspeaker. Kemudian jika memilih untuk menggunakan headset maka usahkan agar ponsel jauh dari tubuh.

Jika memungkinkan sebaiknya menggunakan peralatan tambahan seperti misalnya headset ketika berbicara di telepon. Karena walaupun dengan menggunakan headset tidak 100 persen menghilangkan radiasi, tapi setidaknya mengurangi radiasi itu sendiri! Atau jika memungkinkan sebaiknya menggunakan fasilitas loudspeaker. Kemudian jika memilih untuk menggunakan headset maka usahkan agar ponsel jauh dari tubuh.

Jika tidak memungkinkan menggunakan fasilitas loudspeaker atau tool bantuan seperti headset, maka sebaiknya mengurangi bicara di telepon dan sebaliknya lebih banyak mendengar. Ponsel yang digunakan tersebut umumnya akan memancarkan radiasi ketika digunakan untuk SMS atau ketika bicara. Tetapi tidak akan memancarkan radiasi jika cukup mendengarkan lawan bicara saja sewaktu digunakan untuk telepon!

Sebisa mungkin jika masih bisa SMS, sebaiknya jangan telepon. Selain untuk ngirit pulsa, energi yang dibutuhkan untuk SMS lebih kecil jika digunakan untuk telepon.

Terkadang bila berada ke daerah yang lemah sinyal, biasanya jika hp digunakan untuk menelpon maka sinyalnya akan lemah. Dalam keadaan sinyal lemah maka ponsel akan semakin kuat memancarkan radiasi untuk mencari sinyal lemah tersebut, Selain itu keadaan seperti ini juga menyebabkan baterai cepat kosong. Sehingga sebaiknya hindari penggunaan ponsel jika sinyalnya lemah.

Terkadang karena alasan sayang dan ingin ponsel yang dimiliki tetep awet, maka sering menggunakan cashing tambahan atau pelindung tambahan. Jika menggunakan pelindung tambahan dan digunakan untuk telepon maka sinyal akan terperangkap dan handphine akan memancarkan radiasi yang lebih kuat untuk menemukan sinyal yang stabil. 


Hindari penggunaan Ponsel dari anak-anak, karena perkembangan otak anak-anak yang belum sempurna dapat menyerap bahaya radiasi ponsel lebih cepat dan lebih banyak dari pada orang dewasa.


Jadwal kerja serta kesibukan yang padat seringkali membuat Anda baru bisa menyantap makan malam di atas jam 6 sore. Selain itu kultur di Indonesia juga menerapkan Anda untuk makan malam pada pukul 7 malam. Padahal tersimpan bahaya kesehatan di balik jam makan ini.

Sebuah penelitian dilansir dari dailymail.co.uk menyebutkan bahwa makan malam atau mengonsumsi makanan di atas jam 6 sore mampu menimbulkan serangkaian masalah kesehatan perut dan obesitas. Terutama ketika Anda memilih menu makan malam yang tinggi karbohidrat dan minyak.

"Di malam hari adalah fase dimana sistem tubuh Anda melambat, begitu pula sistem pencernaan. Sehingga mengonsumsi makanan berat di jam ini hanya akan membuat makanan tidak bisa tercerna dan dibakar dengan baik. Hasilnya muncul timbunan makanan yang berpotensi menyebabkan obesitas," ujar Dr Neil Stanley, peneliti independen dari Inggris.

"Atas dasar itu bukan berarti Anda tidak boleh makan di malam hari. Namun pilihlah menu makanan yang tidak terlalu berat. Saya menyarankan Anda untuk makan pisang di malam hari sebab pisang mengandung asam amino yang disebut tryptophan. zat ini akan memproduksi hormon melatonin yang mampu membuat tidur Anda menjadi nyenyak."



Well.. Semoga kita selalu bijak menjaga tubuh sebelum sakit,karena ada pepatah bilang  "Mencegah lebih baik daripada engobati".

Mau Lihat Artikel2 Lebih Menarik Lagi !! 
Yukk!! Silahkan Klik Disini~["$$"]



Maret 05, 2016

0 comments:

Posting Komentar