Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Bahasa Indinesia Di Perguruan Tinggi
1. Tujuan Umum :
FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA
Mahasiswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
- Kesetiaan bahasa: mendorong mahasiswa memelihara bahasa nasional dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh asing.
- Kebanggaan bahasa: mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsanya.
- Kesadaran akan adanya norma bahasa: mendorong mahasiswanya menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah yang berlaku.
2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik secara tertulis maupun secara lisan.
1. Tujuan jangka pendek
- Mahasiswa mampu menyusun sebuah karya ilmiah sederhana dalam bentuk dan isi yang baik, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Mahasiswa dapat membuat tugas-tugas (karangan ilmiah sederhana) dari dosen-dosen dengan menerapkan dasardasar yang diperoleh dari kuliah bahasa Indonesia.
2. Tujuan jangka panjang
- Mahasiswa mampu menyusun skripsi sebagai syarat ujian sarjana.
- Mahasiswa lebih terampil menyusun kertas kerja, laporan penelitian, surat, dan karya ilmiah lainnya setelah lulus.
1. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa resmi di Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini ditandaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di Medan 1954.
Pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, diresmikan suatu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Nama baru ini bersifat politis, sejalan dengan nama negara yang diidam-idamkan.
Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan secara perlahan dengan perjuangan yang sangat keras.
Beberapa faktor yang memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan menurut Prof. Dr. Slamet Mulyana adalah sebagai berikut.
- Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan lingua franca (bahasa perhubungan / perdagangan) di Indonesia. Malaka pada masa jayanya menjadi pusat perdagangan dan pengembangan agama Islam. Dengan bantuan para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan antar individu. Karena bahasa Melayu itu sudah tersebar dan boleh dikatakan sudah menjadi bahasa sebagian penduduk, Gubernur Jenderal Rochusen kemudian menetapkan bahwa bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar di sekolah untuk mendidik calon pegawai negeri bangsa bumi putera.
- Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sangat sederhana ditinjau dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya yang sederhana itu, bahasa Melayu mudah dipelajari. Dalam bahasa ini tidak dikenal gradasi (tingkatan) bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa Sunda dan Bali, atau pemakaian bahasa kasar dan bahasa halus.
- Faktor psikologi, yaitu bahwa suku Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, sematamata karena didasarkan kepada keinsafan akan manfaatnya segera ditetapkan bahasa nasional untuk seluruh kepulauan Indonesia.
- Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.
Untuk mengikuti pertumbuhan bahasa Indonesia dari awal, terdapat fakta-fakta historis hingga sekarang sebagai berikut.
A. Sebelum Masa Kolonial
Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII. Hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu bertulis peninggalan kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di Kedukan Bukit (680), di Talang Tuwo (dekat Palembang) (684), di Kota Kapur (Bangka Barat) (686), di Karang Berahi (Jambi) (688). Bukti lain ditemukan di Pulau Jawa yaitu di Kedu. Di situ ditemukan sebuah prasasti yang terkenal bernama inskripsi Gandasuli (832) Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis dinyatakan bahwa bahasanya adalah bahasa Melayu kuno dengan adanya dialek Melayu Ambon, Timor, Manado, dsb.
B. Masa Kolonial
Ketika orang-orang barat sampai di Indonesia pada abad XVII, mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa perantara dalam perdagangan.
Ketika bangsa Portugis maupun bangsa Belanda mendirikan sekolah-sekolah, mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar. Usaha menerapkan bahasa Portugis dan Belanda sebagai bahasa pengantar mengalami kegagalan. Demikian pengakuan Belanda Dancerta tahun 1631. Ia mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
C. Masa Pergerakan
Kebangsaan Pada waktu timbulnya pergerakan kebangsaan terasa perlu adanya suatu bahasa nasional, untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Suatu pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat berhasil kalau semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu, mereka mencari bahasa yang dapat dipahami dan dipakai oleh semua orang. Pada mulanya agak sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi bahasa persatuan., tetapi mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbagai suku bangsa akhirnya pada 1926 Yong Java mengakui dan memilih bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti tersebut di atas, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta dihasilkan ikrar bersama, “Ikrar Sumpah Pemuda”.
- Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu Tanah air Indonesia.
- Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia.
- Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
D. Masa Jepang dan Zaman Kemerdekaan
Setelah Perang Dunia II, ketika tentara Jepang memasuki Indonesia, bahasa Indonesia telah menduduki tempat yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. Usaha Jepang untuk menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
1 Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
- Lambang kebanggaan kebangsaan
- Lambang identitas nasional
- Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
- Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masingmasing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebangsaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, dan rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang negara kita. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sehingga terhindar dari unsur-unsur bahasa lain yang tidak diperlukan.
Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antar suku bangsa, bahasa Indonesia dipakai untuk berhubungan antar suku bangsa di Indonesia sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan bahasa tidak perlu terjadi.
Di samping ketiga fungsi di atas, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa nasional, kita dapat meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah atau golongan.
2. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
- Bahasa resmi kenegaraan
- Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
- Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
- Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai antara lain: di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan.
Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, sebagai alat perhubungan antar daerah, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi, bahasa Indonesia dipakai sebagai alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
RAGAM BAHASA
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
Bahasa Indonesia baku dipakai dalam
- Karang-mengarang,
- Pembicaraan pada situasi formal,
- Pembicaraan di depan umum, dan
- Pembicaraan di depan orang yang dihormati; bahasa Indonesia tidak baku dipakai dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu dapat hidup berdampingan.
Sifat Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa baku memiliki dua sifat sebagai berikut.
- Kemantapan dinamis: di samping memiliki kaidah dan aturan, relati luwes atau terbuka untuk perubahan sejalan perubahan masyarakat.
- Kecendekiawan: sanggup mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai ilmu dan teknologi.
- Seragam: pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.
BAB II EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
PEMAKAIAN HURUF
- Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
- Huruf vokal: a, e, i, o, u.
- Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z. 4. Huruf diftong: ai, au, ai. 5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy
PENULISAN HURUF KAPITAL
Huruf kapital dipakai sebagai berikut :
- Huruf pertama kata pada awal kalimat
- Huruf pertama petikan langsung
- Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti
- Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
- Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
- Huruf pertama unsur-unsur nama orang
- Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
- Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
- Huruf pertama nama geografi.
- Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
- Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
- Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.
- Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
- Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
- Huruf pertama kata ganti Anda.
PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING
- Menuliskan nama buku, majalah, koran
- Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
- Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis terpisah (berdiri sendiri) Contoh: Siswa itu rajin.
B. Kata Turunan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: bergetar tulisan penerapan memperhatikan
- Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.Contoh: bertumpang tindih mengambil alih
- Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh: menggarisbawahi pertanggungjawaban
- Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai (a, antar, catur, maha, mono, multi, pra, pasca, semi ,dsb.) Contoh: amoral, antar negara, caturwarga, mahasiswa, multiguna, prasejarah, pascasarjana, semifinal. Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang didahului oleh huruf kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung. Contoh: non-Indonesia
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: buku-buku gerak-gerik
D. Gabungan Kata
- Gabungan kata / kata majemuk ditulis terpisah Contoh: orang tua Rumahsakit
- Gabungan kata yang mungkin menimbulkan makna ganda, diberi tanda hubung. Contoh: anak-istri ( anak dan istri) buku -sejarah baru (buku sejarah yang baru) buku sejarah- baru (sejarahnya baru)
- Gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kesatuan ditulis serangkai Contoh: halalbihalal, manakala, barangkali, olahraga, kacamata, darmasiswa,apabila,padahal,matahari, dukacita, manasuka, kilometer,bilamana , daripada, peribahasa, segitiga, sukacita, saputangan,
E. Kata Ganti
Kata ganti ku, mu, nya, kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau mendahuluinya., kecuali pada Mu dan Nya yang
mengacu pada Tuhan harus ditulis dengan huruf kapital dan diberi tanda hubung (-). Contoh: Nasihat orang tua harus kauperhatikan Anakku, anakmu, dan anaknya sudah menjadi anggota perkumpulan itu. O, Tuhan kepada-Mulah hamba meminta pertolongan.
F. Kata Depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan seperti kepada dan daripada. Contoh: Di mana ada gula, di situ ada semut. Pencuri itu keluar dari pintu belakang. Mahasiswa itu akan berangkat ke luar negeri.
G. Kata Sandang
Kata si , sang, hang, dang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Muhammad Ali dijuluki petinju “si Mulut Besar”.
H. Partikel
- Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang!
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
- Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ ditulis terpisah. Contoh: Harga BBM naik per ! April. Mereka masuk satu per satu. Harga kertas Rp 25.000,00 per rim.
I. Singkatan dan Akronim
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Suman Hs.. Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum) M.B.A. (Master of Business Administrtion) M.Sc. (Master of Science) Bpk. (Bapak) Sdr. (saudara)
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapitan dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT
- Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth.
- Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: Cu , cm, kg, Rp
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani
- Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: pemilu, rapim, tilang.
J. Angka dan Lambang Bilangan
1. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh:
- Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
- Abad ke-20 dikenal sebagai abad teknologi.
- Abad kedua puluh dikenal sebagai abad teknologi.
2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh:
- Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima dperguruan tinggi itu.
- Kendaraan yang beroperasi di Bandung terdiri atas 1.000 beca angkot, 100 metro mini, dan 100 bus kota.
3. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat di awal kalimat. Contoh:
- Dua puluh mahasiswa mendapat beasiswa dari perusahaan itu.
- #150 orang pegawai mendapat penghargaan dari pemerintah.(salah)
- Sebanyak 150 orang pegawai mendapat penghargaan pemerintah
PEMBENTUKAN ISTILAH DAN PENULISAN UNSUR SERAPAN
Definisi istilah : Kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Khusus dalam bidang peristilahan yang menyangkut 39 bidang ilmu, Majelis Bhs Ind-Malaysia tengah berusaha membakukan berbagai istilah bidang ilmu bagi kepentingan dua negara. Majelis BI-M didirikan pada tanggal 23 Mei 1972 dan mengadakan sidang secara bergantian di dua negara. Di setiap bidang ilmu ada kurang lebih 500-1000 istilah. Penciptaan istilah itu dilakukan oleh ahli ilmu pengetahuan masing– masing, kemudian oleh para ahli bahasa yang tergabung dalam koalisi istilah itu disesuaikan dengan pedoman pembentukan istilah. Beberapa sumber bahasa yang dapat dijadikan sumber istilah :
1. Bahasa Indonesia / Melayu
Kata yang paling tepat mengungkapkan makna konsep, proses, dan keadaan.
- bea => pajak barang masuk dan barang keluar
- cukai => pajak hasil perusahaan atau industri
- pajak => iuran wajib dari rakyat sebagai sumbangan kepada negara. Pajak kekayaan, tontonan, PBB, dll
2. Kata yang paling singkat daripada kata lain yang berujukan sama
- gulma => tumbuhan pengganggu
- suaka => perlindungan
- kosa => perbendaharaan
3. Kata yang bernilai rasa baik dan sedap didengar
- pramuniaga => pelayan toko besar
- pembantu => babu/jongos
- karyawan => pekerja / buruh
- pemandu / pramuwisata => penunjuk jalan
2. Bahasa-bahasa daerah serumpun Bahasa Indonesia masih kekurangan kata-kata yang bernilai rasa atau kata–kata efektif yang melambangkan curahan hati masyarakat. Di antara kata-kata rasa yang sudah sering digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia sekarang,
- sempoyongan => terhuyung-huyung seperti hendak jatuh bertele
- tele => berbicara tidak jelas ujung pangkalnya
- bobrok => rusak sama sekali (bangunan/akhlak)
- nyeri => sakit pada salah satu bagian tubuh
- langka => susah didapat
- lugas => apa adanya (zakelijk)
- tuntas => selesai sepenuhnya
- pesangon => uang untuk karyawan yang diberhentikan
3. Bahasa asing Pemakaian istilah asing dapat dilakukan apabila memenuhi syarat sbb:
Istilah asing yang dipilih lebih cocok karena konotasinya atau lebih bermakna tepat jika dibandingkan dengan persediaan kata yang ada
- konfirmasi => penegasan atau pengesahan
- amatir => tanpa bayaran
- logis => masuk akal
- insentif => pendorong / perangsang
- spontan => tanpa diminta-minta / dengan sendirinya
0 comments:
Posting Komentar