A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik
pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan. Hal ini berarti kalimat itu
harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kalimat yang
benar dan jelas akan mudah dipahami oleh orang lain secara tepat.
Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif
haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasangagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat
pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif
haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang
diinginkan penulis terhadap pembacanya. Jadi, yang dimaksud kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut.
- Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
- Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis (Keraf,1980:36).
Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses
penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna, mampu
membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap
dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang
disampaikan oleh pembicara (penulis) (Razak,1985:2). Arifin
memberikan batasan yang sama seperti yang telah dikemukakan di atas.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
penulis (Arifin,1987:111). Dengan demikian, kalimat efektif ialah kalimat
yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada pikiran
penulis atau pembicara.
B. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Sebuah kalimat efektif memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri
tertentu yang membedakannya dari kalimat yang tidak efektif.
Kalimat
efektif memiliki ciri-ciri
- Kesepadanan struktur
- Keparalelan
- Ketegasan
- Kehematan
- Kecermatan
- Kepaduan
- Kelogisan.
Kesepadanan
Yang dimaksud kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti di bawah
ini.
- Kalimat itu memiliki fungsi-fungsi yang jelas (subjek dan predikat). Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat menyebabkan kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek. Contoh: Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama Kalimat di atas tidak memiliki kesepadanan karena fungsi subjek tidak jelas. Kalimat di atas tidak menampilkan apa atau siapa yang menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Subjek kalimat dalam kalimat tersebut tidak jelas karena penekanan kata dalam.
- Tidak terdapat subjek ganda Contoh: Peringatan hari Sumpah Pemuda beberapa warga masyarakat menampilkan berbagai kegiatan kesenian.
- Kata penghubung digunakan secara tepat Contoh: Dia datang terlambat. Sehingga tidak dapat mengkuti kuliah pertama. Konjungsi sehingga tidak dapat digunakan di awal kalimat karena berfungsi sebagai konjungsi intrakalimat.
- Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh: Semua regulasi yang menghambat iklim
Yang dimaksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan kata benda (nomina), bentuk kedua dan seterusnya juga
harus menggunakan kata benda (nomina). Kalau bentuk pertama
menggunakan kata kerja (verba), bentuk kedua dan seterusnya juga
menggunakan kata kerja (verba).
Contoh :
Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik
tolak, maka menonjollah beberapa masalah pokok yang minta
perhatian dan pemecahan. Reorganisasi administrasi
departemen-departemen. Ini yang pertama. Masalah pokok yang
lain yang menonjol ialah penghentian pemborosan dan
penyelewengan. Ketiga karena masalah pembangunan ekonomi
yang kita jadikan titik tolak, maka kita ingin juga
mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimana memobilisir
potensi nasioal secara maksimal dalam pembangunan ini.
(Kompas)
Bila kita perhatikan kutipan di atas tampak bahwa reorganisasi
administrasi, pemborosan dan pengelewengan serta mobilisasi nasional
merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan menggunakan konstruksi yang pararel ketiganya dapat
dihubungkan secara mesra, serta akan memberi tekanan yang lebih jelas
pada ketiganya.
Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh : Lukisan itu indah. Lukisan itu akan saya beli. Kalimat jika digabungkan menjadi seperti di bawah ini Lukisan indah itu akan saya beli. Atau Lukisan itu akan saya beli karena indah.
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh : Mulai hari Kamis ini Top Skor akan mulai terbit dan dijual dengan harga eceran Rp2.500,00.
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh : Tim ini memiliki waktu selama sepekan (terhitung kemarin) untuk menentukan detail pelaksanaan format dua wilayah seperti jumlah peserta, kontrak pemain, dan lain-lain.
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan katakata yang berbentuk jamak. Contoh : Beberapa negara-negara Asean mengikuti konfrensi…. Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia Timur Tengah.
Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Kecermatan dalam kalimat
berkaitan dengan pemilihan kata, penyusunan kata, dan penggunaan
logika dalam kalimat.
Kecermatan meliputi beberapa aspek berikut:
1. Ketepatan dalam struktur kalimat
Contoh : Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
beasiswa. Penggunaan kata yang di atas menyebabkan kalimat bermakna ganda,
yang terkenal itu mahasiswa atau perguruan tinggi.
2. Pemilihan kata
Contoh : Sebagian toko tertutup sehingga para korban gempa
mengkonsumsi makanan sesuai dengan ketersediaan yang
ada.
Penggunaan kata tertutup dapat bermakna ganda, buka (tetap
berjualan) atau tutup (tidak berjualan), atau terhalang oleh sesuatu.
3. Penggunaan ejaan
Contoh : Menurut cerita Ibu Sari adalah orang pandai di desa itu.
Kekurangan penggunaan tanda koma pada kalimat di atas
menyebabkan makna menjadi kabur, apakah orang pandai di desa itu
ibu, ibu sari, atau seseorang.
Kepaduan/ Koherensi
Yang dimaksud kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecahpecah.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak sistematis.
Kepaduan menunjukkkan adanya hubungan timbal balik yang
baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang
membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat,
hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain
yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Kesalahan yang sering
merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghubung
yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, perapatan kata aspek atau
keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan sebagainya.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang panjang.
Contoh: Kita harus mengembalikan kepada kepribadian kita orangorang
kota yang telah telanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak
keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalimat di atas tidak padu, coba perbaiki kalimat di atas sehingga
menjadi kalimat yang padu.
2. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan
Masalah kemacetan kredit Bimas saya ingin laporkan
kepada Bapak.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh: Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada
kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa
dirinya lebih kuat.
Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir
untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada
suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran (reasoning) ialah
proses mengambil simpulan (conclicusion, interference) dan bahan bukti
atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti atau
petunjuk (Moeliono, 1988: 124—125)
Contoh: Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondarmandir
di daerah tersebut.
Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu
jawabannya mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar.
Kalimat itu berasal dari dua pernyataan, yaitu
- Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan
- Sebelum menjadi mayat, wanita itu sering mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar.
0 comments:
Posting Komentar