Menciptakan Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran PAI | Komunikasi, Pembelajaran PAI

Jumat, 16 Juni 2017

Menciptakan Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran Materi PAI
Menciptakan Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran Materi PAI
ABSTRAK
Dilihat dari kegiatan pembelajaran, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata bahwa kegiatan tersebut terlibat dua komponen yaitu pendidik (guru) sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan.

Tujuan pendidikan Agama Islam (PAI), akan tercapai jika proses komunikasi antara guru dan siswa terjadi komunikasi dua arah, dimana siswa bersikap tanggap dan responsif terhadap pembelajaran.

Komunikasi adalah kunci dari kegiatan pembelajaran PAI. Komunikasi efektif dalam pembelajaran PAI merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pendidik adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru sebagai pendidik dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran PAI,merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana kegiatan pembelajaran dirancang dan dilaksanakan secara professional. dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia.

Kegiatan pembelajaran PAI merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.

PEMBAHASAN
Pengertian komunikasi.
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Menurut Roben J.G. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.”

Davis berpendapat bahwa Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.

Scram,W menjelaskan Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain.

Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005).

Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :
  • Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
  • Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.
  • Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
"Komunikasi dalam pembelajaran menjadi faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya komunikasi adalah merupakan proses penyampaian informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung dengan baik jika komunikator menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima dengan cara yang baiK atau menggunakan media komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima pesan (audience).

Proses komunikasi berlangsung pada suatu komunitas baik umum maupun khusus, termasuk pada kegiatan pembelajaran dalam kelas. Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran terjadi antara guru dengan siswa dengan mengkomunikasikan pesan berupa ide atau gagasan atau materi pelajaran. Proses komunikasi tersebut diharapkan dapat berimplikasi pada kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuaan yang dikomunikasikan guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran."

Komunikasi dalam pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar
memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam (doing)
dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).


"Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam dan berisikan ajaran Islam. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah keberagamaan, yaitu menjadi seorang Muslim dengan intensitas keberagamaan yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang kuat..

Komunikasi efektif dalam pembelajaran PAI merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik."


Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan pembelajaran,komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena guru yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan guru. Keberhasilan guru dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :

A. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Siswa.
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses pembelajaran,yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh guru dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. 

Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus bersikap:
  1. Memberi dorongan positif 
  2. Bertanya yang tidak memojokkan dan 
  3. Fleksibel.
B. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan siswa.
Apabila siswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas guru adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, guru perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.

Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu mengingat hal-hal berikut :
  1. Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.
  2. Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
  3. Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan pembicara.
  4. Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
  5. Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
  6. Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
  7. Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.
C. Mendorong Siswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.
Untuk keperluan ini, guru harus memiliki kemampuan :
  1. Mencari atau mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.
  2. Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati siswa dengan perilaku tersebut.
  3. Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
  4. Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
  5. Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.
  6. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

D. Kesimpulan
Pembelajaran PAI sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan Agama Islam, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.

Komunikasi efektif dalam pembelajaran PAI merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

Daftar Pustaka
Arismunandar, Wiranto. (2003). Komunikasi dalam Pendidikan. Departemen Teknik Mesin ITB. Bandung.
Abizar.2004. Sistem Komunikasi Dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Padang
Gafur, Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan. PPs UNY. Yogyakarta
Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.
Pratikno, R. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Remadja Karya. Bandung
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno.2010. Stretegi Belajar Mengajar.Refika Aditama, Bandung
Sardiman AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.



Juni 16, 2017

0 comments:

Posting Komentar