Senin, 14 September 2015

PERANCANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI JURUSAN 
TI – UK PETRA

Proses pendidikan karakter di Jurusan Teknik Industri (TI) selama ini belum banyak menyentuh pembinaan karakter mahasiswa. Pendidikan di perguruan tinggi hanyalah beberapa tahun saja sebelum mahasiswa masuk ke dunia kerja, sehingga pendidikan dasar dan menengah yang seharusnya lebih banyak berperan dalam pendidikan karakter. Sayangnya pendidikan karakter di tingkat dasar sampai menengah sekolah-sekolah di Indonesia belum betul-betul mendapat tempat dibandingkan pendidikan akademis. Masih banyak sekolah yang walau menyadari bahwa karakter itu penting, belum melakukan pembinaan serius untuk mengembangkan karakter yang positif. Hal ini mengakibatkan input yang diterima perguruan tinggi bukanlah mahasiswa yang siap untuk dididik karakternya. Di tengah segala kekurangan dan hambatan yang ada, TI tetap mencoba untuk menyusun sistem pendidikan yang bertujuan meningkatkan kompetensi akademis dan juga karakter mahasiswanya. Pendidikan karakter di TI lebih dikenal dengan nama pengembangan karakter (character development (CD)). Penetapan (CD) sebagai salah satu rencana strategis dan penyusunan tim (CD) menjadi bukti komitmen TI. Berikut adalah garis besar proses pendidikan di TI. Masukan adalah calon mahasiswa dan mahasiswa di jurusan ini. Dengan beragam latar belakang, motivasi, dan kemampuan mahasiswa melalui proses belajar mengajar yang berdasarkan nilai-nilai Kristiani. Sebagai keluaran yang diharapkan adalah alumni yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik.
 
Gambar 1. Proses Belajar Mengajar di Jurusan TI UKP
Elemen sistem yang berpengaruh terhadap keluaran jurusan TI adalah :
  1. Jurusan: Krua Jurusan, Sekretaris Jurusan, petugas administrasi
  2. Dosen
  3. Mahasiswa baru dan mahasiswa senior
  4. Lembaga kemahasiswaan UKP
  5. Unit penunjang UKP
  6. Keluarga mahasiswa
Secara umum, rencana pengembangan karakter dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
  1. Tahap Awal. Pengembangan karakter menekankan pada kesadaran perubahan status mahasiswa dari kehidupan siswa menjadi mahasiswa yang memiliki serangkaian konsekuensi dan tanggung jawab kedewasaan.
  2. Tahap Madya. Tahapan ini menekankan pada proses belajar secara mandiri dari mahasiswa melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dengan orang lain dan mengembangkan kepekaan mereka.
  3. Tahap Akhir. Pada tahap ini proses pengembangan lebih difokuskan pada profil lulusan yang diharapkan oleh industri.
Baik tahap awal, madya, maupun tahap akhir, pengembangan karakter yang dilakukan senantiasa mengacu pada 6 karakter yang telah disebutkan pada bagian 2.1. dan pelaksanaannya akan melibatkan elemen-elemen sistem di atas. of Characters sudah pernah dirancang (Hendra dan Fransisca, 2003), dan perangkat ini yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran. Alat ini telah dirancang untuk memberikan gambaran karakter individu menurut Six Pillar: Trustworthiness, Fairness, Caring, Respect, Citizenship, dan Responsibility. Output dari tes ini adalah nilai rendah, sedang, dan tinggi untuk masing-masing karakter setiap mahasiswa. Hasil ini akan dibobotkan dan diperoleh total skor tiap karakter untuk keseluruhan mahasiswa yang diuji. Dari hasil tes tersebut diketahui secara umum untuk mahasiswa angkatan 2003 mempunyai kecenderungan nilai yang rendah untuk karakter Caring, Respect, dan Citizenship. Maka, ketiga point karakter inilah yang dijadikan acuan dalam menyusun materi dalam program pembinaan karakter mahasiswa angkatan 2003.
 
Gambar 2. Tinjauan Karakter Mahasiswa TI Angkatan 2003
Pelaksanaan dan Evaluasi Penyusunan program bagi kurikulum pengembangan karakter yang sistematis dan terintegrasi dalam setiap aspek pendidikan di jurusan TI membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang. Sebagai pilot project, TI memprogramkan pengembangan karakter berupa kegiatan live in di sebuah desa selama beberapa minggu dan pekan kepedulian bagi mahasiswa TI angkatan 2003. Setelah program dilaksanakan, maka harus dilakukan evaluasi kegiatan dan pengukuran untuk menilai efektivitas dari program yang sudah dilakukan. Kesulitan yang dihadapi dalam hal ini adalah, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karakter berkembang melalui sebuah proses, bukan hanya even yang berpengaruh sesaat saja. Oleh karena itu, tentunya tidak valid jika tes karakter kembali diterapkan sesaat setelah program selesai dijalankan. Namun berdasarkan hasil observasi dengan mahasiswa peserta kegiatan live in dan pekan kepedulian, kebanyakan dari mereka merasa mendapatkan pengalaman baru dan berbeda yang membuka mata mereka akan cara hidup yang jauh berbeda dengan yang mereka jalani selama ni. Hal ini menyadarkan mereka tentang pentingnya menghargai orang lain, jerih payah, dan hasil karyanya, dan masih banyak hal lain yang membuat mereka lebih menghargai hidup yang sudah mereka terima. Kegiatan ini juga membawa dampak positif dalam cara pandang dan perilaku mereka, yang dapat terlihat dari keseharian mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan mereka, khususnya di jurusa Secara jangka panjang, parameter yang dapat menjadi indikator manfaat pengembangan karakter bagi jurusan TI disesuaikan dengan strategi jurusan adalah retention rate (semakin sedikitnya mahasiswa yang putus kuliah karena persoalan non financial), banyaknya pengabdian masyarakat yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa, lama studi, dan kemampuan bertahan di pekerjaan.
 
HAMBATAN – HAMBATAN
Belum membudayanya pendidikan karakter di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi upaya pengembangannya. Hal ini menyebabkan baik pendidik maupun peserta didik belum terbiasa dengan model pendidikan karakter. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk bisa merancang dan melaksanakan program ini dengan efektif. Selain itu, sumber-sumber informasi yang tersedia lebih banyak mengacu model di negara lain yang budaya dan kebutuhannya relatif berbeda dengan Indonesia.
 
KESIMPULAN
Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan dasar belum mengakomodasi pendidikan karakter, perguruan tinggi juga merasa tidak perlu untuk menyelenggarakannya. Penting bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa, tapi juga pembinaan karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik. Keinginan jurusan TI UKP untuk membina karakter mahasiswa telah dituangkan ke dalam rencana strategisnya dan perancangan program yang sistematis dan terintegrasi sudah mulai dilakukan. Sebagai pilot project, dilakukan program live in dan pekan kepedulian. Hasil dari program ini memang tidak dapat langsung merubah karakter mahasiswa, namun telah memberikan warna positif dalam suasana perkuliahan. Untuk ke depannya, perancangan pendidikan karakter harus terus dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan dilakukan usaha.



September 14, 2015

0 comments:

Posting Komentar