Materi Bahasa dan Sastra Indonesia, Pengertian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Senin, 15 Oktober 2018

Materi Bahasa dan Sastra Indonesia atau Pengertian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disetiap kehidupan dan setiap manusia pastilah memiliki masalah. Karena setiap orang atau setiap individu itu berbeda, masalahnya pun berbeda-beda. Hidup tanpa masalah itu mustahil di dunia ini. Para Nabi dahulu pun memiliki masalah-masalah yang bisa dikatakan begitu rumit. Baik zaman dahulu maupun zaman sekarang pun masalah pasti ada. Hanya sedikit perbedaan, sesuai dengan zaman kehidupannya kapan.

Tidak hanya sesuai dengan kehidupannya kapan, tapi setiap yang hidup pasti memiliki masalah, baik masalah pribadi, masalah keluarga, masalah organisasi atau kelompok, dan masih banyak lagi jenis masalah.

Dalam kehidupan zaman sekarang, pengetahuan merupakan kunci besar menuju kesuksesan. Pengetahuan diperoleh dalam dunia pendidikan, dunia pendidikan pun juga terdapat masalah. Dalam hal ini, profesi pendidikan atau organisasi pendidikan harus dapat mengatasi masalahnya atau setidaknya dapat mengurangi masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sehingga memajukan atau melahirkan generasi yang siap akan perkembangan zaman yang terus-menerus mengalami kemajuan ini.

Masalah yang ingin dipecahkan atau lebih tepatnya diselesaikan, harus diteliti seteliti mungkin. Bagi peneliti, masalah adalah jiwanya. Masalah memegang peran penting bagi penelitian. Dari masalah yang ada, peneliti perlu mengidentifikasi, memilih, dan merumuskan. Tiap masalah pada hakikatnya kompleks apabila dipikirkan secara dalam. Begitu kompleksnya masalah, tidak mungkin masalah itu diteliti secara menyeluruh, karena adanya kebatasan waktu, biaya, tenaga, kemampuan, dan sebagainya.
Baca : Contoh kasus KKN - Solusi dan permasalahan dalam KKN
Salah satu contoh masalah dalam dunia pendidikan yaitu masalah pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti harus melakukan penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri. Biasanya, penelitian terhadap dunia pendidikan dilakukan oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas skripsinya. Mata kuliah penelitian pendidikan bahasa dan sastra indonesia di tingkat S1 memegang peran penting karena menjadi dasar bagi mahasiswa untuk belajar meneliti secara benar. Agar bisa meneliti, tentunya diperlukan pemahaman yang memadai mengenai beberapa konsep yang berhubungan dengan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, harus terlebih dahulu mengetahui hakikat penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Hakikat penelitian pendidikan bahasa dan sastra indonesia yang harus diketahui, yaitu apa itu pengertian mengenai penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, harus mengetahui ruang lingkup penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, dan juga kegunaan penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?
  2. Apa saja ruang lingkup penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?
  3. Apa kegunaan penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
  1. Untuk mengetahui pengertian penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
  2. Untuk mengetahui ruang lingkup penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
  3. Untuk mengetahui kegunaan penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sebelum menjelaskan pengertian Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengertian penelitian secara umum, pengertian penelitian pendidikan, dan baru akan menjelaskan pengertian penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri.

Menurut Kerlinger (1990), penelitian adalah penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proposisi-proposisi hipotetis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antargejala alam.
Baca : Pengertian Teks Eksplanasi Beserta Ciri ciri dan strukturnya
Menurut Wlersma (1991), penelitian adalah suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.

Menurut Emzir (2008), penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.

Secara umum, penelitian pada hakikatnya merupakan proses, cara, perbuatan memeriksa sesuatu dengan cermat untuk mencari atau mengetahui sesuatu yang ingin diketahui oleh peneliti, yang hasilnya berupa pengetahuan. Penelitian juga sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Susetyo, 2010:4).

Pengumpulan data dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. McMillan dan Schumacher mengutip pendapat Walberg (1986) ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:
  1. Mengidentifikasi masalah penelitian,
  2. Melakukan studi empiris,
  3. Melakukan replikasi atau pengulangan,
  4. Menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan
  5. Menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksanaan.
Pengertian dari penelitian pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis untuk menemukan jawaban yang mendekati kebenaran mengenai permasalahan pendidikan atas dasar penalaran yang rasional dan logis, serta adanya dukungan dari fakta empiris.

Pengertian penelitian pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ialah kegiatan ilmiah yang dilakukan berdasarkan langkah-langkah ilmiah untuk menjawab permasalahan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia (Susetyo, 2010:4).

2.2 Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Ruang lingkup penelitian PBSI mencakup wilayah yang amat luas baik pada tataran input, proses, maupun output dari PBSI.

Pada tataran input, ruang lingkup penelitian antara lain siswa, guru, faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada PBM, kondisi awal, kesiapan mental, dan sebagainya.

Pada tataran proses, ruang lingkup penelitian antara lain bahan, metode, strategi, berbagai pelaksanaan keterampilan seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan sebagainya.
Baca : Pengertian Aspek dan Karakteristik Perilaku Konsumtif
Pada tataran output, penelitian dapat mencakup berbagai model evaluasi yang digunakan, hubungan berbagai variabel PBM Bahasa dan Sastra Indonesia dengan prestasi belajar bahasa, penelitian terhadap kurikulum secara menyeluruh terkait dengan output, dan sebagainya.

Berbicara tentang ruang lingkup penelitian pengajaran bahasa dan sastra Indonesia berarti berbicara tentang cakupan dan apa saja yang bisa dijadikan objek penelitian. Apapun bisa dijadikan objek penelitian, selagi hal itu dirasakan perlu dan bisa diteliti. Fenomena alam, benda-benda, kejadian-kejadian di sekitar kita, fakta-fakta, data-data, ataupun informasi tentang apa saja bisa dijadikan objek penelitian.

Dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra indonesia, ruang lingkupnya bisa mencakup :
  • Aspek pengajarannya (kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media, dan evaluasi.);
  • Aspek bahasanya (fon, fonem, morfem, frasa, klausa, kalimat, paragraf, wacana);
  • Aspek sastranya (teori sastra, sejarah sastra, karya sastra, apresiasi sastra, ekspresi sastra, kerasi sastra)
Untuk program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, ruang lingkup tersebut bisa dilihat sebagai bidang kajian penelitian bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir atau penyusunan skripsi. Pada setiap bidang kajian terdapat banyak sekali topik-topik yang potensial dijadikan objek penelitian. Bidang kajian pertama, yaitu:

a) Pengajaran

Meliputi unsur guru, siswa, materi atau bahan ajar, metode pembelajaran, teknik teknik pembelajaran, kurikulum, sarana-prasarana, kepala sekolah dan pengelola, lingkungan sosial dll. Unsur guru potensial dijadikan objek penelitian. Kedudukannya begitu penting, bisa dikatakan sebagai faktor utama dalam pendidikan. Topik-topik yang bisa digali dan dijadikan objek penelitian yang terkait dengan guru antara lain: tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, penguasaan materi, penguasaan metode dan teknik, gaya mengajar, cara pandang guru terhadap siswa dll. Bidang kajian yang terkait dengan materi atau bahan ajar yang sangat banyak. Setidaknya, kita bisa mengelompokkannya menjadi kelompok bahan ajar kebahasaan, kesastraan, keterampilan berbahasa, dan keterampilan bersastra.

b) Bidang kebahasaan

Mencakup kajian terhadap bunyi, ejaan, suku kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Setiap aspek tersebut bisa dipecah lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik. Misalnya, kajian bidang ejaan saja bisa dipecah lagi menjadi kaidah penulisan kata, huruf, tanda baca, angka dll. Untuk bidang kajian kata, bisa dipecah menjadi kata dasar, kata jadian. Untuk kata jadian, bisa dipecah lagi menjadi topik yang lebih spesifik seperti kata ulang, kata berimbuhan, dan kata majemuk. Penjabaran bidang kajian menjadi cabang, bahkan ranting (topik yang sangat spesifik) bisa kita lakukan untuk mencari dan memilih objek penelitian yang feasible (bisa) dilakukan untuk penulisan skripsi.

c) Bidang kajian sastra

Bidang kajian yang menyangkut sastra juga sangat luas. Untuk bidang karya sastra saja, ada jenis puisi, prosa, dan drama. Setiap jenis bentuk karya tersebut beragam bisa dilihat dari bentuk formalnya, maupun masanya (sastra lana, baru, dan modern). Jumlah karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama pun tidak terhitung jumlahnya.

Itu semua bisa dijadikan topik kajian penelitian untuk skripsi. Bidang kajian yang terkait dengan siswa, bisa dikaitkan dengan tingkat kompetensi siswa. Kompetensi tersebut bisa dikaitkan langsung dengan bahan ajar. Misalnya, penguasaan siswa dalam pelafalan huruf, penguasaan jenis-jenis morfem, penggunaan kata berafiks dalam kalimat, kemampuan menggunakan frasa, menyusun kalimat, merangkai paragraf, menyusun karangan dll. Setiap contoh bidang kajian tersebut bisa dijabarkan lebih detail lagi. Sebagai contoh, yang berkaitan dengan kemampuan mengarang bisa dijabarkan berdasarkan jenis karangannya (deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi) atau berdasarkan pola pengembangannya (kronologis, topikal, sebab-akibat, pemecahan masalah dll.).

Bidang kajian yang terkait dengan pembelajaran, antara lain pemilihan dan penggunaan model, strategi, metode, ataupun teknik pembelajaraan. Kita mengetahui bahwa banyak sekali model mengajar (sinektik, jigsau, inkuiri, dll), metode mengajar (simulasi, tanya-jawab, ceramah, dll.), maupun teknik mengajar (bertanya, tugas, ceramah dll.) yang bisa dijadikan bahan eksperimen penelitian. Banyaknya variasi dan temuan-temuan baru tentang model, metode, dan teknik pembelajaran bisa kita jadikan topik penelitian.

Secara garis besar, ruang lingkup penelitian pendidikan bahasa dan sastraIndonesia ialah kurikulum pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, guru pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, siswa yang belajar bahasa dan sastra Indonesia, materi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, metode yang akan digunakan dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, media yang digunakan dalam pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, dan terakhir evaluasi.

2.3 Kegunaan Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya dilakukan untuk mengembangkan, menemukan, dan menguji atas kebenaran dari suatu konsep, prinsip, pengetahuan, dan mengenai pendidikan bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri.

Secara umum kegunaan atau fungsi penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • Fungsi pengembangan ilmu
  • Fungsi pengembangan ilmu diarahkan pada upaya menghasilkan teori-teori baru.
  • Fungsi pemecahan masalah
Fungsi pemecahan masalah diarahkan untuk memperoleh masukan guna memecahkan masalah yang dihadapi dan selanjutnya melakukan perbaikan dan penyempurnaan, sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan, dan untuk mengkaji ketepatan kebijakan pendidikan yang sudah ada.(Susetyo, 2010:2)

Fungsi penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia juga dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Fungsi pengembangan ilmu diarahkan pada upaya menghasilkan teori-teori baru dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
  2. Untuk memecahkan masalah praktis dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Fungsi pemecahan praktis diarahkan untuk memperoleh masukan guna memecahkan masalah pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dihadapi dan selanjutnya melakukan perbaikan dan penyempurnaan, sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, dan untuk mengkaji ketepatan kebijakan pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang sudah ada.(Susetyo, 2010:3)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan dapat diselesaikan melalui penelitian yang secara teliti dengan langkah-langkah ilmiah sehingga dapat memperoleh pengetahuan baru, yang mana pengetahuan yang baru itu dapat memecahkan atau tepatnya menyelesaikan masalah dalam pengajaran dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan ruang lingkup penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri agar kegunaan atau manfaat penelitian pengajaran dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tercapai.

3.2 Saran

Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, hendaknya harus mengetahui dan memahami materi tentang penelitian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Terkhususnya bagi mahasiswa S1 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dalam membuat skripsi ketika akan menyelesaikan studinya. Dimana skripsi yang akan ditulis mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia harus berkaitan dengan bidang pengajaran dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.



Oktober 15, 2018

0 comments:

Posting Komentar